Persentase itu makin besar jika ditambah dengan sekolah yang melaksanakan pembelajaran dengan jumlah mata pelajaran lebih dari dua, menjadi 44,1 persen. Kondisi ini, kata Wakil Sekjen FSGI, Satriwan Salim sangat mengkhawatirkan.
Menurut Satriwan, seharusnya sekolah sudah menerapkan jadwal khusus yang diberlakukan saat pandemi. Karena jadwal belajar seperti hari normal akan membebani siswa, apalagi jika tiap guru memberikan tugas.
“Misal 10 jam untuk SMA, ada lima mata pelajaran. Bayangkan semua mata pelajaran itu kasih tugas semua Senin sampai Jumat, ada 25 tugas yang berbeda-beda itu yang memberatkan,” kata Satriwan dalam Konferensi Video, Jakarta, Selasa, 28 April 2020.
Untuk itu, sekolah harus bisa mengelola jadwal dengan baik. Sehingga tidak memberatkan siswa.
“Seharusnya membuat jadwal yang tidak sama dengan pembelajaran di hari normal,” ujarnya.
Ia pun mengapresiasi sekolah-sekolah yang sudah menerapkan jadwal yang tidak memberatkan. Berdasarkan survei, 37,5 persen sekolah ada yang sudah melakukan pembelajaran dua mata pelajaran per hari dalam satu pekan.
(CEU)